bila terlalu banyak benda baru datang satu persatu- jiwa jadi keliru untuk memilih yang mana satu. bukan pilihan yang menjadi persoalan. tapi terlalu banyak hati yang perlu dijaga. sampai ada yang tersilap sangka. mengata si dewi punca segala sengketa. duka lara dan pecah belah.
kau, kalian semua--
ibaratnya seperti cahaya yang datang masuk melalui celah-celah jendela kayu yang rapuh dengan berbagai bentuk. menyapa celahan bentuk dengan lembut, menerangi ruang kosong yang usang untuk memberi sedikit senyuman pada jiwa yang semakin nazak di dalam. cahaya terbias dalam lopak airmata. terlihat ada pelangi nun di penjuru sana. walau terlihatkan namun tak tersentuh jua.
mahunya biarlah cahaya menghilang sendiri. perginya tanpa pamit seperti datangnya ia dengan senyuman kasih sayang. tapi jadinya, dewi memasang tabir hitam. mati jiwa dan perasaan.
tinggal hanya satu ruang. biar waktu yang tentukan.