Seorang wanita yang baru saja menikah, datang ke ibunya dan
mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah majlis pernikahan, baru dia tahu
perangai sebenar suami yang keras kepala, pemalas, boros, pengotor dan
sebagainya.
Wanita muda itu berharap orang tuanya turut menyalahkan
suaminya. Namun betapa terkejutnya dia kerana ibunya diam saja. Ibunya masuk ke
dapur, sementara puterinya terus bercerita dan mengikutinya. Si ibu lalu
memasak air. Setelah sekian lama, air pun mendidih.
Si ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas
yang telah disiapkan.
di gelas pertama ia masukkan telur,
di gelas kedua ia masukkan biskut
& di gelas ketiga ia masukkan kopi.
Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi
ketiga-tiga gelas tadi, dan hasilnya: biskut yang keras menjadi lembik
telur yang mudah pecah menjadi keras
dan kopi menghasilkan aroma yg harum.
Lalu si ibu menjelaskan:
"Nak... masalah dalam hidup ini bagaikan air mendidih.
Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan kesannya".
Kita boleh menjadi,
lembik seperti biskut
mengeras seperti telur
atau harum seperti kopi.
Jadi, biskut & telur bukan mempengaruhi air... malah
mereka berubah oleh air.
Sementara kopi mengubah air & membuatnya menjadi
harum.
Sangat mudah untuk kita bersyukur saat keadaan baik-baik
saja, tapi apakah kita dapat tetap bersyukur saat kita ditimpa masalah?
Orang bila menghadapi masalah,
ada yang menjadi lembik seperti biskut, suka mengeluh &
mengasihani diri sendiri.
ada yang mengeras seperti telur, suka marah & menyalahkan
pihak lain.
ada yang menjadi harum seperti kopi, beradaptasi dengan
masalah sehingga menjadi semakin kuat & dipandang mulia.
Pilihlah menjadi kopi. Yang mengeluarkan aroma yang harum
dalam air mendidih.